Minggu, 17 Februari 2013

ITS Jazz, Komunitas Jazz Pertama Berbasis Kampus

LENSAINDONESIA.COM: Sebanyak 300 orang dari berbagai jurusan di kampus ITS tergabung daalam kelompok mahasiswa musik jazz, Pramudito Aji Wicaksono, inisiator komunitas kampus ITS JAZZ, mengatakan musik jazz sering diidentikkan sebagai musik bagi kalangan generasi atau kelas tertentu. Untuk itu, lanjutnya sekelompok mahasiswa pencinta musik jazz di lingkungan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membentuk sebuah komunitas yang dinamakan ITS Jazz. Baca juga: ITS Surabaya Juga Punya Mobil Listrik Bro! dan Rektor ITS Inginkan Para Dosen Studi Banding ke Luar Negeri “Sebenarnya komunitas ITS JAZZ ini terbentuk sejak tahun 2011 lalu. Namun karena kesibukan masing-masing anggotanya, sehingga komunitas ini pun tidak bisa terkoordinasi dengan baik,” jelasnya. Namun karena kuatnya keinginan dari beberapa anggota untuk menghidupkan kembali komunitas ini, akhirnya ITS Jazz kembali dibentuk dan secara resmi dilaunching hari ini 16 Juni 2012,” sebutnya. “Saat ini memang anggota komunitas ITS Jazz masih sebatas mahasiswa di lingkungan ITS. Rencananya mungkin akan kami kembangkan lagi,” jelas Pramudito Aji Wicaksono di sela acara. Dengan adanya musik jazz di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa ITS ini, diharapkan bisa memasyarakatkan musik jazz itu sendiri. Apalagi misi utama kami, lanjut dia lagi untuk menghidupkan komunitas ITS Jazz, sekaligus mengenalkan, mengapresiasi, dan mengedukasi anak muda tentang musik jazz dengan baik. Sehingga memberi pilihan warna pada ana muda yang berminat terhadap dunia musik,” tegas mahasiswa Teknik Kimia ITS semester 8 Ditambahkannya, sebagian kelompok mahasiswa juga telah terbentuk band. Selain itu, untuk tetap eksis akan digelar sejumlah kegiatan tahunan (annual). “Yakni berupa clinic music, performing, dan juga jamming dengan beberapa band di luar kampus, termasuk dengan grup-grup band aliran musik jazz professional lain. Serta diskusi bulanan untuk sharing ilmu dan berbagai hal seputar musik jazz di Indonesia dan dunia,” imbuhnya. @Jey Dikutip dari : http://www.lensaindonesia.com/2012/06/17/berbagai-ilmu-seputar-musik-jazz-indonesia-dan-dunia.html

Dari Istana dengan Jazz Latin

JAKARTA, suaramerdeka.com - Setelah sempat tampil di depan empat Presiden RI, dari era Soeharto, Habibie, Megawati dan Gus Dur. Bahkan pada Agustus 1994, sempat bermain dihadapan Bill Clinton, musisi yang dari tahun 80-an bersama grup Los Morenos, membawakan musik jazz latin di Istana Negara, Rio Mereno Rusadi (42) akhirnya merilis album self title Rio Moreno' El Muntono. Dengan penguasaan piano klasik dengan spesifikasi latin jazz yang panjang, musisi jazz yang mengaku mendapat pengaruh dari pianis latin jazz Michael Camilo itu, berharap albumnya yang merangkul delapan lagu ini, "Menjadi catatan sejarah musik jazz sekaligus memperkaya musik latin jazz di Indonesia," katanya di Jakarta, Minggu, (2/12) malam. Sempat tampil secara live dengan dukungan Zoltan Reinaldi (bass), Demas Narawangsa (drum), Iwan Wiradz (perkusi), dan Tanya Ditaputri (vokal) di hadapan para wartawan, Rio yang putra musisi jazz latin kawakan Rudi Rusadi, seperti hendak meneguhkan namanya dalam jajaran musisi jazz di Indonesia. Seberapa hebat musisi yang mendalami jazz latin muntuno (cabang musik jazz yang merujuk pada bagian lagu yang diulang, seperti chorus/refrain dalam musik Salsa) sebagai pattern dasar piano latin jazz itu? "Dia anak luar biasa. Makanya spesial saya dayang ke sini. Di sini tidak banyak yang main latin, yang banyak main (jazz) pop," ujar Ireng Maulana. Salah satu musisi jazz senior Tanah air itu menambahkan, "Latin adalah salah pakem musik jazz yang juga dimainkan di Indonesia." Ada dua nomor terakhir di album Rio, imbuh penggagas ajang Jak Jazz itu, yang menurutnya luar biasa. Yaitu nomor berjudul "Someone is You", dan "Inner Handsome". Jazz latin, imbuh Ireng, di negara asalnya, "Seperti keroncong di Indonesia." Ireng Maulana menambahkan, sembari menyebut nama Iwan Wiradz, Rio adalah musisi jazz latin Indonesia, "Yang Paling handal." Meski terkesan berat, album yang bernaung di bawah label DeMajors itu, sepenjelasan Rio, "Tetap easy listening, kok," katanya. Dia tetap menyisakan suasana musik dansa yang kuat. Dia bercerita, sejak 10 tahun lalu, proses pembuatan album ini telah bermula. Jazz latin sendiri berakar pada afro-cuban music, yang terbangun dari genre musik seperti chacha, salsa, merengue dan cumbia hinga samba. Rio menjelaskan, pada dasarnya semua lagu dalam albumnya berangkat dari tulang musk ballad, "Dari ballad saya baru ke mana-mana. Seperti ke salsa sampai latin." Dan sebagian lagu-lagunya adalah intrumetal, tanpa lirik. Sedangkan proses pembuatan lagunya, pada awalnya berangkat dari notasi, baru ke liriknya. "Tapi sekarang, saya berangkat dari llirik ke notasi, biar pendalamannya lebih kuat." Iwan Wiradz yang mendukung dan sejalan secara musikal dengan Rio mengatakan, secara lagu dan melodi musik yang dibawakan rekannya itu, "Centil dan cantik, dan untuk membungkus harmoninya enak," katanya. Selain itu, musik latin di tangan Rio bisa dimainkan secara sensual, lembut bahkan garang. Rio yang juga salah satu murid mendiang Elfa Seciora, mengakui secara harmoni memang dekat dengan warna gurunya itu. Selain menyebut beberapa guru lainnya seperti Idang Rasyidi dan Deviana Daudsjah. Bahkan dalam beberapa kali penampilan, dia pernah menggantikan posisi mendiang Elfa Seciora dalam konser bersama Elfa's Big Band. Album yang akan dipasarkan untuk pasar internasional itu, meski pasarnya di Indonesia bisa jadi sangat segmented, bukan berarti tidak akan laku. Dengan demikian, dia tidak berpikir terlalu kawatir apakah albumnya itu, akan laku di pasar atau tidak. Tapi yang pasti, "Orang Indonesia sangat peka terhadap rhytem atau beat." Dan musik latin jazz yang dia tawarkan sangat pekat dengan nuasa yang nge-beat. Beda dengan orang Eropa yang cenderung mudah akrab dengar musik yang harmonis, dan oleh karenanya, masyarakat di sana dekat dengan nuansa musik klasik. Dengan bekal keyakinan wawasan masyarakat musik Indonesia terus berkembang, Rio tetap berkeyakinan, musik latin jazz di Indonesia, akan terus berkembang. "Apalagi, saya sangat mencintai musik latin jazz, dan musik ini saya mainkan dengan baik dari hati." Dikutip dari : http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:467ncf1YAFcJ:www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/entertainmen/2012/12/03/7712/Dari-Istana-dengan-Jazz-Latin+&cd=8&hl=jv&ct=clnk